Sabtu, 30 Mei 2015

Kebutuhan Psikososial

1.  Pengertian Kebutuhan Psikososial
     Manusia adalah makhluk biopsikososial yang unik dan menerapkan system terbuka serta saling berinteraksi. Manusia selaulu berusaha untuk mempertahankan keseimbangan hidupnya. Keseimbangan yang dipertahankan oleh setiap individu untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya, keadaan ini disebut dengan sehat. Sedangkan seseorang dikatakan sakit apabila gagal dalam mempertahankan keseimbangan diri dan lingkungannya. Sebagai makhluk social, untuk mencapai kepuasana dalam kehidupan, mereka harus membina hubungan interpersonal positif .

2. Status Emosi
    Setiap individu mempunyai kebutuhan emosi dasar, termasuk kebutuhan akan cinta, kepercayaan, otonomi, identitas, harga diri, penghargaan dan rasa aman. Schultz (1966) Merangkum kebutuhan tersebut sebagai kebutuhan interpersonal untuk inklusi, control dan afeksi. Bila kebutuhan tersebut tidak terpenuhi, akibatnya dapt berupa perasaan atau prilaku yang tidak diharapkan, seperti ansietas, kemarahan, kesepian dan rasa tidak pasti.
Kebutuhan interpersonal akan inklusi, control dan afeksi kadang saling tumpang tindih dan berkesinambungan.

3. Konsep Diri
    Konsep diri adalah Semua perasaan, kepercayaan dan nilai yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain.
Berkembang secara bertahap,  saat bayi mulai mengenal dan membedakan diri dengan orang lain.
Pembentukan KD dipengaruhi asuhan orang tua dan lingkungan.
Tercapai aktualisasi diri ( Hirarkhi maslow) → Perlu KD yang sehat.
Komponen Konsep Diri :
a. Body Image ( Citra tubuh)

  • Sikap terhadap tubuh secara sadar dan tidak sadar
  • Mencakup persepsi dan perasaan tentang ukuran, bentuk, dan fungsi penampilan tubuh dulu dan sekarang

b. Ideal diri

  • Persepsi individu → bagaimana harus berprilaku sesuai standar prilaku.
  • Akan mewujudkan cita-cita dan harapan pribadi.

c. Harga diri (HD)

  • Penilaian terhadap hasil yang dicapai dengan analisis → sejauh mana prilaku memenuhi ideal diri.
  • Sukses → HD tinggi, gagal → HD rendah
  • HD diperolah dari diri sendiri dan orang lain.

d. Peran diri (PD).

  • Pola sikap, prilaku nilai yang diharapkan dari seseorang berdasarkan posisinya di masyarakat.

e. Identitas Diri

  • Kesadaran akan dirinya sendiri yang bersumber dari observasi dan penilaian yang merupakan sintesis dari semua aspek dari KD sebagai suatu kesatuan yang utuh.

Faktor yang mempengaruhi Konsep Diri :
a. Tingkat perkembangan dan kematangan
b. Dukungan mental, perlakuan dan pertumbuhan anak
c. Budaya
d. Usia anak → nilai diadopsi dari orang tua.
e. Sumber eksternal dan internal
f. Eksternal → Dukungan masyarakat, ekonomi yang bagus.
g. Internal → humoris, agamis, berpendidikan
h. Pengalaman sukses dan gagal → meningkatkan/menurunkan KD.
i. Stresor
j. Stresor (perkawinan, pekerjaan baru, ujian, ketakutan, PHK, dll), jika koping tidak efektif → depresi, menarik diri dan kecemasan.
k. Usia, keadaan sakit dan trauma → mempengaruhi persepsi diri

4. Harga Diri
    Harga diri adalah apa yang kita pikirkan dan rasakan tentang diri kita sendiri, bukan apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh orang lain tentang siapa kita sebenarnya. Tak seorang pun yang dapat mengendalikan kita dan memercayai kepercayaan dan kecintaan kita terhadap diri sendiri.

    Banyak orang yang beranggapan bahwa harga dirinya akan naik jika ia dapat mengekspresikan kemarahannya. Menurutnya, dengan berani marah kepada siapa saja maka orang-orang akan menilainya sebagai seseorang yang keras sehingga setiap orang akan takut dan takluk kepadanya.

    Harga diri merupakan penilaian dan penghargaan seseorang terhadap dirinya sendiri. Penilaian orang lain dapat memengaruhi bagaimana seseorang bertingkah laku dalam kehidupan sehari-hari. Tapi yang terutama adalah penilaian terhadap diri sendiri.

    Harga diri yang sesungguhnya adalah merupakan harga diri atas kemuliaan karakter dari kita sendiri kita, yang meliputi keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran, dan kelembutan. Kita dituntut untuk memiliki hal-hal tersebut agar bisa memiliki harga diri yang tinggi yang sesungguhnya. Semuanya itu dapat kita wujudkan melalui pembelajaran setiap hari. Hari-hari yang kita jalani, seharusnya dapat kita jadikan kesempatan untuk mengikis karakter buruk dalam diri kita dan mengembangkan kebiasaan yang baik untuk mewujudkan harga diri yang sesungguhnya. Dengan inilah kita bisa menjadi orang yang benar-benar berharga.

    Seorang yang memiliki harga diri akan lebih bersemangat, lebih mandiri, lebih mampu dan berdaya, sanggup menerima tantangan, lebih percaya diri, tidak mudah menyerah dan putus asa, mudah memikul tanggung jawab, mampu menghadapi kehidupan dengan lebih baik, dan merasa sejajar dengan orang lain.

     Harga diri tidak dibawa sejak lahir, tetapi memerlukan proses yang dibentuk sejak lahir karena itu dipengaruhi oleh banyak hal sepanjang hidup kita, misalnya, pengasuhan orangtua atau keluarga, pendidikan yang diterima (baik di sekolah ataupun di luar sekolah), pengalaman-pengalaman yang berarti, prestasi-prestasi yang diraih, orang-orang terdekat (baik saudara maupun orang lain), budaya, lingkungan sosial dan masyarakat.

    Yang menyedihkan banyak orang mencari kepercayaan dan penghormatan diri ke segala penjuru dunia selain dirinya sendiri sehingga mereka gagal dalam pencarian ini. Kita akan melihat bahwa harga diri yang positif paling baik dipahami sebagai salah satu bentuk dari pencapaian spiritual atau memahami harga diri sebagai suatu kondisi kesadaran. Sehingga kita akan berhenti mengatakan, "Kalau aku memiliki teman yang lebih keren, kalau aku punya pacar lagi, kalau aku mendapatkan penghargaan lagi, kalau aku mendapatkan mobil yang bagus, maka aku akan sungguh-sungguh berbahagia dengan diriku sendiri". Kita akan menyadari bahwa pernyataan itu sangat tidak rasional, maka "semakin banyak" keinginan yang akan mengusik hati kita.

     Jika kita mendalami benar hakikat sejati harga diri, maka kita akan tahu bahwa harga diri tidak bersifat kompetitif (persaingan) dan komparatif (perbandingan). Harga diri yang sejati tidak diungkapkan melalui pemujaan diri dengan mengorbankan orang lain atau dengan mengagungkan seseorang jauh lebih unggul dari orang lain atau menyengsarakan orang lain untuk membahagiakan seseorang. Arogansi (kesombongan) dan terlalu mengagungkan kemampuan hanyalah menggambarkan betapa rapuhnya harga diri kita dan bukannya mencerminkan kokohnya harga diri kita.

     Sebuah harga diri yang tepat dapat menjadi semacam magnit yang menyedot semua elemen kesuksesan. Harga diri itu semacam magma yang membangkitkan kembali kekuatan dahsyat dalam diri kita. Hanya dengan harga diri yang tepat kita bisa menatap masa depan dengan penuh kebanggaan. kita layak memperoleh kesuksesan.. mari tempatkan harga diri dalam konteks yang tepat...

5. Kebutuhan dasar menurut Abraham Maslow
• Kebutuhan Fisiologis merupakan kebutuhan paling dasar pada manusia,antara lain pemenuhan kebutuhan oksigen dan pertukaran gas, cairan (minuman), nutrisi (makanan), eliminasi, istirahat dan tidur, aktivitas, keseimbangan suhu tubuh, serta seksual.
• Kebutuhan Rasa aman dan perlindungan dibagi menjadi perlindungan fisik dan perlindungan psikologis
a. Perlindungan fisik meliputi perlindungan atas ancaman terhadap tubuh atau hidup seperti penyakit, kecelakaan, bahaya dari lingkungan, dan lain lain.
b. Perlindungan psikologis,yaitu perlindungan atas ancaman dari pengalaman yang baru dan asing. Misalnya, kekhawatiran yang dialami seseorang ketika masuk sekolah pertama kali karena merasa terancam oleh keharusan untuk berinteraksi dengan orang lain, dan lain lain.

  • Kebutuhan rasa cinta, yaitu kebutuhan untuk memiliki dan dimiliki,antara lain memberi serta menerima kasihsayang,kehangatan,dan persahabatan, mendapat tempat dalam keluarga serta kelompok sosial, dan lain lain.
  • Kebutuhan akan harga diri maupun perasaan dihargai oleh orang lain, terkait dengan keinginan untuk mendapatkan kekuatan serta mendapatkan prestasi, rasa percaya diri, dan,kemerdekaan diri. Selain itu, orang juga memerlukan pengakuan dari orang lain.
  • Kebutuhan aktualisasi diri merupakan kebutuhan teringgi dalam hierarki Maslow,berupa kebutuhan untuk berkontribusi pada orang lain/lingkungan serta mencapai potensi diri sepenuhnya.



Tidak ada komentar :

Posting Komentar